Ilustrasi Jamu. (Foto : https://tirto.id/) |
Perlu Ada Inovasi Dan Riset Untuk Mendukung Industri Jamu. Kementerian Perindustrian menilai inovasi menjadi bagian mutlak dalam pengembangan industri jamu. Riset dan pengembangan mesti dilaksanakan untuk menambah energi saing, lebih-lebih dalam hadapi masa revolusi industri 4.0.
Hal berikut disampaikan Direktur Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit, kepada Bisnis, Selasa (27/11/2018).
Dia menilai modernisasi proses memproduksi menjadi tuntutan bagi semua industri, tak jikalau industri jamu.
Terbukanya pasar terhadap era globalisasi, menurut Sigit, sebabkan industri jamu yang umumnya masih bersifat tradisional mesti didorong daya saingnya bersama dengan modernisasi.
Baca juga : Obat Herbal Diabetes (Gula Darah Tinggi) | British Propolis Store +6285862486502
Berdasarkan catatan Kemenperin, terdapat 1.247 produsen jamu. Sebanyak 129 di antaranya merupakan industri obat tradisional (IOT). Selebihnya terhitung di dalam usaha kecil obat tradisional (UKOT) dan usaha mikro obat tradisional (UMOT).
Proses Pembuatan Beras Kencur Secara Tradisional. (Foto : https://urusandunia.com) |
Untuk membantu modernisasi tersebut, menurutnya, riset mesti dikembangkan bersama dengan melibatkan lembaga riset dan perguruan tinggi.
"Peran riset dan pengembangan untuk inovasi product atas bahan baku yang tersedia di tanah air jadi prioritas," ujar Sigit.
Dijelaskan, Kemenperin membantu modernisasi untuk peningkatkan energi saing industri jamu bersama dengan jalankan pembinaan good manufacturing process (GMP) untuk industri jamu, terutama skala menengah dan kecil.
Baca juga : Obat Herbal Asam Lambung | Juragan BeePro +6285862486502
Selain itu, menurutnya, insentif bersifat tax allowance dan keringanan pajak diharapkan sanggup membantu berkembangnya industri jamu.
Berdasarkan knowledge Kemenperin, sampai kuartal III/2018 industri jamu dan obat tradisional tumbuh 5,3%. Sebelumnya, dari tahun ke tahun industri berikut tumbuh rata-rata sebanyak 5%.