Begini Agar Mr. P Tetap Prima dan Tidak Mudah Loyo. Penyakit disfungsi ereksi (DE) atau impoten sesungguhnya rawan menyerang pria muda sampai lanjut usia. Namun, bukan artinya penyakit ini tak mampu dicegah. Dokter ahli andrologi di RSU Dr Soetomo Surabaya, dr Susanto Suryaatmadja MS, SpAnd punya tips-tips untuk menahan terjadinya impotensi. Apa saja?
Ilustrasi. (Foto : https://www.alodokter.com) |
"Kebiasaan nomer satu yang mesti kami tanamkan yaitu olahraga lah tiap-tiap hari membakar 300 kalori atau 1 jam jalan cepat," ujar dr Susanto di Surabaya, Rabu (5/12/2018).
Kedua, dokter yang terhitung membuka praktek di RS Adi Husada, Surabaya ini memberi saran pria untuk ikuti sunnah nabi. Yakni makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Selain itu, dia terhitung mengajak masyarakat untuk membayar utang tepat pas supaya tak jadi beban pikiran.
Selanjutnya, lebih baik tidur sekurang-kurangnya 8 jam didalam sehari dan hindari begadang. Hindari terhitung mengayalkan hal-hal bersama dengan terlalu berlebihan. Misalnya saja mengayalkan efek dolar naik. "Hati gembira adalah obat, hati kesusahan mengeringkan tulang atau sakit, sekiranya dolar baik dolar turun, EGP aja," lanjutnya.
Selain pikiran, tersedia aspek lain yang menunjang. Misalnya memelihara style hidup sehat, seperti tidak merokok dan minum alkohol. Membiasakan mendengarkan musik cocok selera dapat menopang tingkatkan hormon oksitosin, endorfin dan morfin di dalam tubuh.
dr Susanto juga menganjurkan masyarakat agar rutin mengecek gula darah sampai kolesterol setiap tiga sampai enam bulan sekali. Hal ini mutlak sebab impoten umumnya merupakan gejala awal terkena penyakit diabetes sampai kolesterol.
"Selain itu, jangan minum obat sembarangan. Segala macam diminum menjadi satu, menjadi racun nanti," ucapnya.
Sementara bagi yang sudah berkeluarga, dr Susanto menyatakan pentingnya untuk melakukan seks satu kali di dalam seminggu. Terakhir, dia mengajak para pria untuk mencintai dirinya sendiri. Dia menghendaki jangan pernah menganggap remeh persoalan kesehatan.
"Kita mesti narsis di dalam tanda kutip. Banyak orang untuk kesehatannya diakui enteng, tapi untuk pakaian yang macem-macem mesti beli mahal. Giliran periksa darah Rp 200 ribu marah-marah besar," pungkasnya.